Pada tahun 1908, Hans Geiger dan Ernest Marsden yang
bekerja di laboratorium Rutherford melakukan eksperimen dengan menembakkan
sinar alfa (sinar bermuatan positif) pada pelat emas yang sangat tipis.
Sebagian besar sinar alfa itu berjalan lurus tanpa gangguan, tetapi sebagian
kecil dibelokkan dengan sudut yang cukup besar, bahkan ada juga yang dipantulkan
kembali ke arah sumber sinar.
Selanjutnya, Ahli fisika Inggris, Ernest Rutherford
beserta temannya Geiger dan Marsden pada 1911 melakukan eksperimen yang dikenal
dengan penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas (0,0004 mm). Ia
menemukan bahwa uranium dan senyawa-senyawanya secara spontan memancarkan
partikel-partikel. Partikel yang dipancarkan itu ada yang bermuatan listrik dan
memiliki sifat yang sama dengan sinar katode atau elektron.
Unsur-unsur yang memancarkan sinar itu disebut unsur
radioaktif, dan sinar yang dipancarkan juga dinamai sinar radioaktif. Ada tiga
macam sinar radioaktif, yaitu:
a. sinar alfa (α), yang bermuatan positif
b. sinar beta (β), yang bermuatan negatif
c. sinar gama(γ), yang tidak bermuatan
Sinar alfa dan beta merupakan radiasi partikel. Setiap
partikel sinar alfa bermuatan +2 dengan massa 4 sma, sedangkan partikel sinar
beta sama dengan elektron, bermuatan –1 dan massa 1/1.840 sma (dianggap sama
dengan nol). Adapun sinar gama adalah radiasi elektromagnet, tidak bermassa,
dan tidak bermuatan.
Setelah berkali-kali melakukan percobaan, akhirnya
Rutherford berhasil mengungkapkan fakta-fakta berikut.
- Sebagian besar partikel alfa menembus selaput tipis emas. Berarti,
sebagian besar atom adalah ruang kosong.
- Sedikit dari partikel alfa (yang bermuatan positif) dibelokkan keluar
oleh sesuatu, hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang bermuatan positif
yang dapat membelokkan partikel alfa.
- Lebih sedikit lagi dari partikel alfa itu (hanya 1 dari 20.000)
terpantul dari selaput tipis emas. Dengan kenyataan ini, Rutherford sempat
tercengang dan berkomentar, “sungguh luar biasa, seolah Anda menembak
selembar kertas tisu dengan peluru setebal 40 cm dan peluru itu kembali
menghantam Anda sendiri”. Hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang sangat
kecil (belakangan disebut sebagai inti), namun massa terpusat di sana
sehingga partikel alfa yang menumbuk pusat massa itu akan terpantulkan.
Dari fenomena percobaan tersebut maka Rutherford
mengusulkan suatu model atom yang dikenal dengan model atom nuklir Rutherford
sebagai berikut.
- Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruangan kosong. Jari-jari
atom sekitar 10–10 m, sedangkan jari-jari inti atom
sekitar 10–15 m.
- Atom terdiri atas inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa
atom terpusat pada inti.
- Elektron beredar mengelilingi inti.
- Jumlah muatan inti (proton) sama dengan jumlah muatan elektron
sehingga atom bersifat netral.
Akan tetapi, teori atom Rutherford juga memiliki
kelemahan. Beberapa kelebihan dan kelemahan dari model atom nuklir Rutherford,
dapat dilihat seperti dalam tabel berikut.
Kelebihan Teori Atom Rutherford
- Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput
tipis emas.
- Mengemukakan keberadaan inti atom yang bermuatan positif dan merupakan
pusat massa atom.
Kelemahan Teori Atom Rutherford
- Bertentangan dengan teori elektron dinamika klasik, di mana suatu
partikel bermuatan listrik apabila bergerak akan memancarkan energi.
- Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan
kehilangan energi terus-menerus sehingga akhirnya akan membentuk lintasan
spiral dan jatuh ke inti. Pada kenyataannya hal ini tidak terjadi,
elektron tetap stabil pada lintasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar