Minggu, 23 Maret 2014

Beginilah Cara Semut Memanggil Teman-temannya



Semut yang menemukan sumber makanan meninggalkan jejak senyawa kimia [Feronom] di tanah melalui sengat pada bokongnya. Jejak yang dibuatnya membantu teman-temannya menemukan sumber makanan. Banyak serangga memiliki zat feromon, tapi masing masing memiliki fungsi yang serupa tapi tak sama. Sebagai contoh : Semut menggunakan feromon untuk meninggalkan jejak, sedangkan kupu-kupu menggunakan Feromon untuk menarik lawan jenis.

Semut yang bertugas mencari makan biasanya menjalankan tugas dengan cara yang sulit dijelaskan. Ia berangkat ke sumber makanan dengan berjalan berkelok-kelok, tetapi kembali ke sarang dengan rute lurus yang lebih singkat. Bagaimana mungkin seekor semut yang hanya dapat melihat beberapa sentimeter ke depan bisa berjalan lurus?

Untuk menjawab pertanyaan ini, seorang peneliti bernama Richard Feynman meletakkan sebongkah gula di salah satu ujung bak mandi, lalu menunggu seekor semut datang dan menemukannya. Ketika semut yang pertama kali datang ini kembali ke sarangnya, Feynman mengikuti jejaknya yang berkelok.

Kemudian Feyman mengikuti jejak semut-semut berikutnya. Ternyata Feynman menemukan bahwa semut yang datang belakangan tidak mengikuti jejak yang ditinggalkan; mereka lebih pintar, mengambil jalan memotong sampai akhirnya jejaknya menjadi berbentuk garis lurus.

Diilhami hasil penelitian Feynman, seorang ahli komputer bernama Alfred Bruckstein membuktikan secara matematis bahwa semut-semut yang datang selanjutnya memang meluruskan jejak berkelok itu. Kesim-pulan yang didapatnya sama: setelah beberapa ekor semut, panjang jejak dapat diminimalkan menjadi jarak terpendek antara dua titik dengan kata lain, membentuk garis lurus.

Apa yang diceritakan tadi tentu saja membutuhkan keahlian jika dilakukan oleh manusia. Ia tentu harus menggunakan kompas, jam, maupun perlengkapan yang lebih canggih lagi untuk menentukan suatu jarak. Orang ini harus juga menguasai matematika.

Berbeda dengan manusia, penunjuk jalan semut adalah matahari, sedangkan kompasnya adalah cabang pohon dan tanda alam lainnya. Semut mengingat bentuk tanda-tanda ini, sehingga dapat menggunakannya untuk menemukan rute pulang terpendek, meskipun rute ini benar-benar baru baginya.

Meskipun kedengarannya mudah, sebenarnya cara ini sulit dijelas-kan! Bagaimana mungkin seekor makhluk kecil seperti semut, yang tidak memiliki otak maupun kemampuan berpikir dan mempertimbangkan, melakukan perhitungan seperti ini?

Teknik komunikasi dengan jejak (mengikuti jejak bau) sering digunakan oleh semut. Banyak contoh yang menarik dalam hal ini. Semut yang menemukan sumber makanan meninggalkan jejak senyawa kimia di tanah melalui sengat pada bokongnya. Jejak yang dibuatnya membantu teman-temannya menemukan sumber makanan.

Suatu spesies semut yang hidup di gurun pasir di Amerika menge-luarkan bau khusus yang diproduksi di kantung racunnya jika ia menemukan serangga mati yang terlalu besar atau berat untuk di-bawanya. Teman-temannya sesarang dari jauh dapat mencium bau yang dikeluarkan dan mendekati sumbernya. Ketika jumlah semut yang berkumpul di sekitar mangsa sudah cukup, mereka membawa serangga tersebut ke sarang.

Ketika semut api berpisah untuk mencari makanan, mereka meng-ikuti jejak bau selama beberapa lama, lalu akhirnya berpisah dan mencari makanan masing-masing. Sikap semut api berubah jika sudah mene-mukan makanan. Kalau menemukan makanan, semut api kembali ke sarang dengan berjalan lebih lambat dan tubuhnya dekat dengan tanah. Ia menonjolkan sengatnya pada interval tertentu dan ujung sengat menyentuh tanah seperti pensil menggambar garis tipis. Demikianlah semut api meninggalkan jejak yang menuju ke makanan.

Bayangkan jika seorang manusia ditinggalkan di hutan yang tidak dikenal. Walaupun orang ini mengetahui arah yang harus dituju, ia akan kesulitan menemukan jalan yang tepat dan mungkin saja tersesat. Selain itu, ia juga harus melihat keadaan sekitar dengan hati-hati dan mem-pertimbangkan jalan mana yang terbaik. Namun, semut bertindak seolah-olah mengetahui benar cara menemukan jalan. Pada malam hari, mereka dapat menemukan dan mengikuti jalan yang mereka tempuh saat menemukan makanan pada pagi harinya, meskipun kondisinya berubah.

Minggu, 09 Maret 2014

Perbedaan Hukum Perdata dan Hukum Pidana Berdasarkan Pelaksanaannya

  1. Pelanggaran terhadap norma hukum perdata ditindaki oleh pengadilan setelah adanya pengaduan oleh pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain. Pihak yang mengadukan pelanggaran menjadi penggugat dalam perkara tersebut
  2. Pelanggaran terhadap hukum pidana pada umumnya segera diambil tindakan oleh pengadilan tanpa harus adanya pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Setelah terjadi pelanggaran terhadap hukum pidana, maka alat-alat perlengkapan seperti polisi, jaksa dan hakim segera bertindak.
Sumber : http://mrprayzholic.blogspot.com/2011/05/perbedaan-hukum-perdata-dan-hukum_23.html

Pembagian Hukum Menurut Cara Mempertahankannya

1. Hukum Material

Hukum material adalah hukum yang memuat mengenai peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang berupa perintah-perintah dan larangan-larangan.

Contoh:

a. Hukum Pidana Material

b. Hukum Perdata Material

2. Hukum Acara

Hukum acara adalah hukum yang memuat berbagai peraturan yang mengatur bagaimana cara mengajukan suatu perkara ke muka pengadilan dan bagaimana caranya hakim memberikan putusan.

Contoh:

a. Hukum Acara Pidana

b. Hukum Acara Perdata

Sumber : http://mrprayzholic.blogspot.com/2011/05/pembagian-hukum-menurut-cara.html

Senin, 10 Februari 2014

5 Film Indonesia yang Mendunia


Fenomena perfilman Indonesia memang saat ini sedang menggairahkan, walaupun banyak film dengan genre dan ‘bumbu’ yang sama saling menyikut demi setali uang dan popularitas di pasaran film Indonesia. Namun akhir-akhir ini dunia perfilman Indonesia kembali dikejutkan dengan sebuah kebanggaan dan prestise secara internasional, ketika sebuah film bergenre laga/action berhasil meledak di pasaran internasional, The Raid, sebuah film yang juga menganggkat olahraga beladiri khas Indonesia. Untuk itu berikut uniknya.com merangkum 5 film karya anak bangsa yang sukses di kancah internasional:

1. The Raid

Dunia perfilman Indonesia yang baru saja menghebohkan dunia lewat film the Raid, penayangan perdana di hollywood mendapat sambutan luar biasa dari insan perfilman, bahkan tidak hanya di amerika film tersebut mendapat apresiasi tinggi, di Kanada,Australia yang juga menjadi negara tempat penayangan perdana secara serempak selalu disesaki penonton.

Sebelum beredar di bioskop, ‘the Raid’ yang diproduksi tahun 2011 telah mendulang beragam penghargaan bergengsi di kancah perfilman internasional, seperti Cadillacs People’s Choice Award,di Toronto international film festival 2011, dan the Best Film sekaligus Audience Award di Jameson Dublin International Film Festival 2012. ‘The Raid’ juga ikut serta dalam festival film Sundance 2012, dan menjadi salah satu karya yang paling disukai panitia Sundance.

2. Pintu Terlarang

Gebrakan pada dunia film internasional dilakukan film Indonesia lainnya yakni, pintu terlarang. Sebenarnya film bergenre horor yang dibintangi aktor Fachri Albar ini kurang mendapat apresiasi di Indonesia. Namun film yang dirilis pada tahun 2009 tersebut cukup menerima penghargaan di internasional.
Bahkan ‘Pintu Terlarang’ terpilih dan diputar pada ajang Intenational Film Festival Rotterdam ke 38 pada 21 Januari hingga 1 februari 2009 silam, dan penghargaan cukup membanggakan diraih di Fantastic Film Festival. Dalam festival yang digelar di Korea Selatan 16 hingga 26 Juli tersebut, ‘Pintu Terlarang’ mendapat penghargaan Best of Puchon atau salah satu kategori film terbaik.

Selain Fachri Albar, film ini melibatkan artis ternama lainnya seperti Marsha Timothy, Ario Bayu, Tio Pakusadewo, dan Henidar Amroe, cerita film ini diadapasi dari novel berjudul sama, karya Sekar Ayu Asmara.

3. Daun Di atas Bantal

Film yang kurang diminati di negeri sendiri tapi mendapat apresiasi tinggi di luar negeri juga diterima film daun di atas bantal. Film karya sutradara Garin Nugroho yang diproduksi tahun 1998 ini sempat terhenti pembuatannya akibat krisis ekonomi yang melanda indonesia pada 1987 silam.
Film yang di produksi oleh Christine Hakim tersebut akhirnya diselesaikan di Australia. Film yang mengisahkan seorang ibu dengan tiga anak jalanan itu selesai berkat adanya bantuan dari pihak ketiga, seperti Hubert Bals Fund, NHK, dan lainnya.

Walaupun penggarapannya sempat terhenti, namun film tersebut dianggap memiliki kualitas sebagai film festival secara penggarapan. Terbukti dengan beberapa penghargaan intenasional yang diraih daun di atas bantal.

Pada ajang asia Pacific Film Festival pada tahun 1998, ‘Daun di Atas Bantal’ dinobatkan sebagai film terbaik,dan Christine Hakim sebagai aktris terbaik. Menjadi unggulan dalam kategori Silver Screen Award Best Asian Feature film pada Singapore International Film Festival pada 1999. Sementara sutradara Garin Nugroho memperoleh Special Jury Prize pada Tokyo International Film festival 1998.

4. Laskar Pelangi

Film Indonesia lainnya yang mendapat banyak penghargaan internasional yakni Laskar Pelangi. Film yang diadopsi dari novel laris karya Andrea Hirata dengan judul yang sama juga menjadi salah satu film yang diputar pada festival film international fukuoka 2009 di Jepang.

film yang disutradarai Riri Riza itu juga diputar di barcelona asian film festival 2009 di spanyol,singapore international film festival 2009, 11th Udine Far East Film Festival di Italia, dan Los Angeles Asia Pacific Film Festival 2009 di Amerika Serikat.

Bahkan studio film di negara seperti, Namibia, Spanyol, Italia, Hongkong, Singapura, Jerman, Amerika, Australia, dan Portugal beramai-ramai menayangkan film tentang mimpi 10 anak di desa terpencil dalam mengenyam pendidikan tersebut.

Setelah rilis pada tahun 2008, ‘Laskar Pelangi’ meraih penghargaan the Golden Butterfly Award untuk kategori film terbaik di International Festival of Film for Children dan Young Adults di Hamedan, Iran. Menjadi nominasi film terbaik di Berlin International Film Festival 2009, serta editor terbaik asian film 2009 di Hongkong.

5. Pasir Berbisik

Film Indonesia lainnya yang berhasil mencuri perhatian dunia yakni, ‘Pasir Berbisik’. Film yang disutradarai Nan Achnas ini mengambil latar keindangan Gunung Bromo. Selain ketajaman ide cerita, pesona keindahan alam Gunung Bromo membuat film ini memiliki daya tarik luar biasa.

Belum lagi akting dari aktris senior Christine Hakim dengan aktris muda kala itu, Dian Sastro Wardoyo, dinilai pengamat film di tanah air, membuat ‘Pasir Berbisik’ terasa lebih hidup dan enak dinikmati. Totalitas artis papan atas lainnya seperti, Didi Petet, Dik Doang, Slamet Raharjo, Mang Udel, dan Dessy Fitri memperlihatkan film Indonesia juga memiliki kelas tersendiri.
Setelah cukup mendapat perhatian dari insan film di tanah air, ‘Pasir Berbisik’ mampu meraih penghargaan internasional, seperti Best Cinematography Award, Best Sound Award, dan Jury’s Special Award for Most Promising Director untuk Festival Film Asia Pacifik 2001, artis wanita terbaik, Festival Film Asiatique Deauville 2002. Artis wanita terbaik pada Festival Film Antarbangsa Singapura ke-15.

Minggu, 09 Februari 2014

The Legend of Patin Fish

Folklore from Riau
Once upon a time, lived an old fisherman. His name was Awang Gading and he lived alone. His wife died a long time ago and he did not have any child.
In one morning, Awang Gading was fishing. He hoped he could catch some fish today. Sadly, he was not lucky. It was almost dark but he still did not catch a fish yet. He planned to go home and rowed his sampan to the riverside.When he reached the riverside, he heard a baby cry. He was surprised. It was almost dark and he did not see anyone there. However, he still tried to find the baby. Finally he found the baby! It was a baby girl and she was very beautiful. Carefully, Awang held the baby and brought her home.
In the morning, he told the head of the village about the baby. When the head of the village saw the baby, he said, “You are lucky. The baby is the child of the spirit of the river. Please take care of her.” Awang Gading was very happy. He named the baby girl Dayang Kumunah. He took care of her with great love. Dayang Kumunah grew as a very beautiful and diligent girl. However, there was something strange about her. She never laughed. Dayang Kumunah was so famous for her beauty.
One of the young men who fell in love with her was Awangku Usop. He was a handsome and rich man. He proposed Dayang Kumunah to be his wife. Dayang Kumuna agreed, but he had to promise one thing. He never asked Dayang Kumunah to laugh. Though he felt very strange, Awangku Usop agreed to promise. Then, they got married. Sadly, after they got married, Awang Gading died. Dayang Kumunah was very sad. He loved his father very much.
Days passed by, now Dayang Kumunah and Awangku Usop had five children. Awangku Usop actually wanted to know why Dayang Kumunah never laughed. However, he did not want to break his promise.
Their youngest child was still a toddler. He just learned how to walk. One day, the whole family gathered in the house. They saw the youngest child tried to walk. Everybody was laughing because the child was so funny. Everybody was laughing except Dayang Kumunah. This time Awangku Usop could not hold it anymore. And he broke his promise, he asked his wife to laugh.
“I have told you not to ask me to laugh, why did you break your promise?” Said Dayang Kumunah.
“I am really curious. We have been married for years but I never see you laugh,” said Awangku Usop.
Then Dayang Kumunah did it, she laughed. And when she laughed people could see her fish gills. Dayang Kumunah was so sad. She ran to the river and swam. Awangku Usop and the children followed her. They saw Dayang Kumunah slowly changed into a fish. Awangku Usop was really sad. He already broke his promise.

“Please take care of our children. I am not a human. I am from the river and I will live here,” said Dayang Kumunah. She then changed into a fish. People named the fish as Patin Fish.

For Ms Word can be downloaded here.